Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan Drh. Arsyad, ditemui dikantornya, Senin (16/01/2017). Dirinya juga mengungkapkan, masih minimnya tingkat konsumsi daging selain di Lampung Selatan, juga terjadi diseluruh wiliyah Indonesia.
"Kurang lebih seberat 5 Kg perkapita pertahunnya tingkat konsumsi daging oleh masyarakat di Lampung Selatan. Jumlah itu hampir terjadi seluruh daerah di Indonesia. Dengan angka itu (5 Kg), dikatakan sangat minim atau sangat rendah," katanya.
"Jika dibandingkan dengan Negara Malaysia masih jauh. Di Malaysia saja, sudah 30 Kg perkapita pertahunnya tingkat konsumsi daging," tambah dia.
Padahal,sambung Arsyad, kandungan gizi dalam daging sapi maupun ayam sangat tinggi proteinnya untuk menunjang peningkatan kecerdasan otak manusia dalam berpikir.
"Kebanyakan protein hewani pungsinya itu adalah buat kecerdasan dan sehat," ujar dia.
Disamping itu mengenai tingginya harga daging yang sering mengalami kenaikan. Kata Arsyad, salah satu penyebabnya, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang protein yang terkandung dalam daging.
"Ada kesan, daging itu masuk dalam makanan mewah padahal tidak. Tetapi, masyarakat belum mengetahui banyak tentang kandungan protein dalam daging yang menyebabkan, jarangnya mengkonsumsi daging," pungkasnya. (Fitri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar