Latest News

Senin, 03 April 2017

36.937 Siswa SMK di Lampung ikuti UNBK/UNKP

[caption id="attachment_1251" align="aligncenter" width="500"] Wakil Gubernur Lampung Bakhtiar Basri saat meninjau pelajar mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer dan Ujian Nasional Kertas Pensil. (Foto ist)[/caption]

BANDARLAMPUNG, FS - Dari total 36.937 Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta di Provinsi Lampung, sebanyak 280 SMK menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan jumlah peserta 30.210 siswa.


Seperti yang disampaikan oleh Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, Diona Katharina. Bahwa, sementara sisanya yakni 196 SMK masih menerapkan Ujian Nasional Kertasi Pensil (UNKP) dengan jumlah peserta sebanyak 6.727.


Salah satu perwakilan sekolah, Kepala SMK Negeri 3 Bandarlampung, Netty, menuturkan, peserta UN di sekolahnya sebanyak 312 siswa dengan menggunakan dua ruang lab komputer, dimana satu ruang memiliki kapasaitas 64 siswa, dan satu ruang yang lain berkapasitas 40 siswa. Pelaksanaan UN dibagi dengan tiga sesi.


“Dengan jumlah 64 siswa dalam satu ruangan memang dirasa tak efektif, tetapi kita mengingat keterbatasan ruangan dan aliran listrik kita khusus untuk komputer karena memang ini sekolah praktek. Dan hari pertama ini Alhamdulillah lancar tepat waktu, pukul 7.30 UN sudah bisa dimulai,” ujar Netty, Senin (3/4).


Sementara itu, Kepala SMK 2 Mei, Djumadi, mengatakan, peserta ujian di sekolahnya berjumlah 463 siswa dengan dibagi tiga sesi dan empat lab komputer yang berkapasitas rata-rata 39-40 peserta. Jumlah tersebut menurun sebanyak 107 dari tahun kemarin yang berjumlah 570 siswa. Hal ini karena adanya sistem billing yang diterapkan di sekolah negeri.


“Standar penerimaan siswa itu sebesar 1.500. Sekarang cuma 1.200. Kita baru tahun ini melaksanakan UNBK. Kalau tahun lalu melaksanakan UNBK, maka kita harus siap sebanyak 200 unit komputer,  tahun ini kita memaksakan diri dengan membeli 90 unit komputer jadi kalau sudah 170 baru kita bisa melaksanakan UBK,” katanya.                      


Terpisah, Rafita, siswi SMKN 3 Bandarlampung, kelas XII Boga satu, menuturkan, hampir semua soal yang ia temukan pada UNBK mata pelajaran Bahasa Indonesian dapat terjawab dan sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan ketika pemantapan dan belajar normal. Selain itu tidak ditemukan kendala dalam proses ujian seperti token, login id maupun kelistrikan serta komputer sehingga UNBK berjalan dengan cukup lancar.


“Tadi lumayan bisa jawab, ada sekitar 30 yang saya yakin bisa, ada sedikit susah di majas dan juga kalimat sambung, serta jawaban yang sedikit mengecoh, mirip-mirip gitu,” ujarnya.


Untuk diketahui, di hari pertama pelaksanaan UN, Senin (3/4), Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri, mengunjungi beberapa sekolah seperti SMK Negeri 3 Bandarlampung dan SMK 2 Mei Bandarlampung guna melihat sejauh mana persiapan UNBK dan UNKP.


Bachtiar mengatakan, pihaknya akan berupaya dengan bertahap memperbaiki sistem UNBK di sekolah-sekolah yang saat ini masih menerapkan UNKP. Terlebih, pihaknya juga tak menjanjikan hal itu karena disamping kewenangan SMA/SMK yang saat ini sudah dialihkan ke provinsi, beban untuk pembenahan di sektor lain juga menjadi alasannya.


“Jadi kita gak janji semua bisa kita perbaiki, tapi kita akan berangsur-angsur berupaya. Kita ingin ada standar yang pasti untuk kelulusan siswa dan standar pendidikannya,” kata Bachtiar saat memantau UN di SMK 2 Mei Bandarlampung.


Pengawasan yang tak begitu ketat jika dibandingkan UN pada tahun kemarin, mendapat tanggapan dari Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Sulpakar, menurutnya,  sebelum digelarnya ujian pihaknya telah menandatangani fakta integritas sehingga semua pihak sudah menjamin kebaikan pelaksanaan UN yang didalamnya jujur, tertib, aman.


“Apalagi UNBK kita pastikan tak ada semacam kebocoran soal, juga UNKP sudah didistribusikan secara tertib yang sudah kita ikuti secara bersama dan akan kita laksanakan dengan sungguh-sungguh,” tukasnya.


Lanjutnya, apalagi saat ini beban psikologis para guru sudah cukup berkurang karena UN bukan lagi menjadi salah-satu penentu kelulusan, sehingga dirinya yakin pola kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini bisa diikuti dengan sebaik-baiknya.(ZN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar